"Camkanlah, seandainya saja umat Muhammad berkeyakinan bahwa Allah memerintahkan mereka menertibkan dunia Barat yang dekaden dan membawa masyarakat ini kepada perintah-Nya, maka – dengan iman di dada – mereka akan melanda Eropa yang tak ber-Tuhan laksana gelombang pasang, dan mereka tidak akan pernah bisa dibendung sekalipun oleh kaum Bolshevik yang paling fanatik dan penuh semangat juang." (Pidato mantan Kaisar Jerman, dimuat dalam Evening Standard, London 26 Januari 1929)
"Mereka berupaya mengambil-alih pemerintahan mulai dari Afrika Utara sampai Asia Selatan dan mendirikan kembali kekhalifahan yang mereka harap, suatu hari, akan mencakup setiap benua. Mereka telah merancang dan mendistribusikan sebuah peta di mana perbatasan negara dihapus dan digantikan oleh kekaisaran ekstrimis global." (Donald H. Rumsfeld, 42nd Munich Conference on Security Policy, 4 Februari 2006)
"Militan percaya bahwa penguasaan sebuah negara akan mengerahkan massa Muslim, memungkinkan mereka untuk menggulingkan seluruh pemerintah moderat di kawasan dan mendirikan kekaisaran Islam radikal yang membentang dari Spanyol sampai Indonesia...mereka fanatik dan ekstrim...amat teguh... Mereka ingin mendirikan sebuah utopia politik keras di Timur Tengah, yang mereka sebut Kekhalifahan – di mana semuanya akan diatur menurut ideologi kebencian mereka. Kekhalifahan ini akan menjadi kekaisaran totaliter Islam yang meliputi seluruh tanah muslim formal saat ini. Membentang dari Eropa sampai Afrika Utara, Timur Tengah sampai Asia Tenggara. ...Dari Pilar Hercules sampai Kepulauan Indonesia, Tirai Hijau yang busuk mengancam keturunannya untuk menyelimuti dan memperbudak banyak penduduk bumi. Sebuah Kekaisaran Islam, kebangkitan Kekhalifahan Muslim, berbungkus 'kekuatan ekonomi, militer, dan politik besar...mampu memajukan agenda mereka: mengembangkan senjata pemusnah masal...menghancurkan Israel...mengintimidasi Eropa...menyerang bangsa Amerika...dan memaksa pemerintah kita terisolasi.'" (George W. Bush)
"...Konsep seperti demokrasi atau kebebasan pada akhirnya tidak bisa mengalahkan visi Islam... Bagaimanapun, demokrasi semata atau bahkan konsep kebebasan saja tidak cukup kuat menandingi visi 'grand meta-narrative' yang dihadirkan para Islamis. Sememikat dan semenariknya konsep ini, hampir mustahil untuk bersaing dengan pandangan keduniaan Islam yang komprehensif, yang diyakini penuh oleh penganutnya berasal langsung dari Tuhan. ...kita harus akui bahwa ini adalah visi yang kuat. Bayangkan, sebuah bentuk pemerintahan yang berjanji mengakhiri seluruh penindasan, di mana keadilan selalu berlaku, di mana orang jahat ditundukkan, di mana Muslim hidup bersama dalam damai dan bersatu, dan di mana berkah Tuhan melekat..." (Joel Richardson, WorldNetDaily, 22 Juni 2010)
"Kekhalifahan tidak berperang berdasarkan kebohongan dan penipuan. Tujuan tunggalnya dalam berperang adalah melenyapkan ketidakadilan dan membawakan sistem baru untuk masyarakat. Walaupun Amerika dan Inggris menyebutkan tujuan yang sama di Irak, realitanya jauh dari ini. Penggunaan uranium, penyiksaan dan pembunuhan warga sipil, dan pemaksaan sistem korup lainnya tidak akan pernah terjadi dengan Kekhalifahan. Secara historis, Kekhalifahan memenangkan hati dan pikiran masyarakat di tanah yang didudukinya. Ia tak pernah menganiaya mereka dan, berlawanan dengan Kekaisaran, ia tak pernah memiskinkan mereka demi memperkaya ibukota." (Modern World International Relations)